Semparuk,Red.
Pelabuhan Sintete yang terletak di Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas Kal-Bar yang merupakan satu-satunya pelabuhan yang beroperasi di Kabupaten sambas dan memegang peran sangat besar dalam melayani transportasi air masyarakat ini sangat memprihatinkan kondisi infrastrukturnya, itulah hasil pantauan wartawan Buser Metropolitan (BM) pada beberapa hari yang lalu di lokasi. Bagaimana tidak, kondisi pelabuhan yang panjangnya hanya 140 Meter membuat antrian panjang kapal yang akan bongkar muat barang maupun penumpang dan hal ini juga berkaitan dengan masalah keamanan dan keselamatan penumpang, dan barang yang di bongkar muat.
Kita sangat khawatir dengan keselamatan penumpang yang harus melewati kapal lain untuk dapat turun di pelabuhan ini karena badan pelabuhan sudah penuh oleh kapal-kapal yang bersandar,” ungkap seorang ABK kapal penumpang” yang tak mau di sebut namanya. Tambahnya lagi, sewaktu pelabuhan ini panjangnya 210 Meter, kita agak mudah mendempet di pelabuhan, inikan sudah dipotong oleh pelindo 70 meter karena dahulu berupa bangunan kayu, tetapi harusnya kan di bangun lagi yang permanent, bukan hanya dibongkar saja, katanya pada BM.
kondisi infrastruktur jalan dilokasi pelabuhan yang mengalami kerusakan yang parah jelas sangat mengganggu dan mengurangi kenyamanan pengguna jasa pelabuhan. Hal ini ditambah lagi dengan kondisi gudang penyimpanan barang yang terlihat rusak berat dan terkesan tak layak pakai ini menambah ironi kondisi pelabuhan sintete, padahal pelabuhan ini memegang peran yang sangat vital dalam menghubungkan masyarakat sambas dan sekitarnya dengan kepulauan-kepulauan lain di Indonesia .
“Kita sangat terganggu dengan kondisi pelabuhan seperti ini , dan hal inilah yang membuat para pedagang banyak lari pada pelabuhan Pontianak untuk membawa barang-barang dagangannya, walau mengeluarkan biaya yang lebih besar” , kata Ah liong yang merupakan pedagang jeruk ke daerah tanjung pinang dan pulau jawa. Tambahnya lagi, kita sering mengalami kerugian karena mengalami keterlambatan jadwal keberangkatan kapal dikarenakan saat masuk di pelabuhan sintete harus antri bongkar dan muat. Nada lain diungkapkan oleh penumpang kapal perintis yang tak mau disebutkan namanya. Beliau mengatakan, selain masalah infrastruktur yang tak nyaman di pelabuhan, ditambah lagi dengan kondisi kapal perintis yang sangat tidak nyaman untuk ditumpangi, dijejali barang dan penumpang yang penuh dengan kondisi kapal yang kecil, kapal yang kotor dan sering tak ada air di dalamnya. Bahkan untuk berbaring saja sulit, tambahnya.
Jadi tidak mengherankan jika hasil bumi yang berada di kabupaten sambas seperti jeruk, sawit, karet, dan bahan-bahan lainya yang menjadi komoditas ekspor dalam dan luar negri tidak melewati pelabuhan sintete melainkan masuk dan keluar melalui pelabuhan Pontianak, dan menambah biaya transportasi badi pengusaha, dan hal ini sangat merugikan pengusaha dan masyarakat pengguna jasa transportasi air di Kabupaten Sambas dan sekitarnya.
Saat hal ini dikonfirmasikan pada salah satu petugas ADPEL pelabuhan sintete, beliau mengatakan inilah kondisi yang kita hadapi saat ini. Namanya saja “Perintis” jadi harap dimaklumilah, dengan segala keterbatasan yang ada, ungkapnya . Memang seharusnya kapal perintis itu sudah selayaknya digantikan dengan kapal yang lebih manusiawi, yang lebih layak untuk disebut kapal penumpang, bukan kapal barang yang disulap menjadi kapal penumpang dan barang. Selain itu, kondisi muara pelabuhan sintete yang dangkal pun harus menjadi perhatian serius untuk dibenahi oleh pihak-pihak yang memegang kendali pelabuhan dan perhubungan laut khususnya.
Dikarenakan dangkalnya muara pelabuhan sintete membuat kapal-kapal besar tidak dapat masuk ke pelabuhan sintete, padahal kalau muaranya sudah dalam, pasti kapal besar bisa masuk sintete, karena di sekitar alur pelabuhan itu sudah cukup dalam sungainya, kata Bapak Rudi, salah seorang nelayan yang berdomisili di sekitar pelabuhan.
Berangkat dari kepentingan pelayanan pada masyarakat yang sudah akrab dan merasakan sangat pentingnya transportasi air di kabupaten sambas dan sekitarnya ini maka sudah sewajarnya kementrian perhubungan dan pelindo harus segera mungkin melakukakan tindakan nyata untuk memperbaiki sistem, sarana dan prasarana yang selama ini menghambat berkembangnya pelabuhan sintete dan membuat masyarakat merasa nyaman menggunakan jasa transportasi laut tersebut.
Ardi/djs_bm.Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar